Rabu, 31 Juli 2013

Cerita: KAU PUISI


Kau sosok yang punyai arti sepenggal lagu bondan prakoso kau puisi. Yaps kau sosok yang punya arti, bagi ku. Apapun itu dan kapanpun, kau selalu menjamin akan rasa aman. Entah aku berlebihan ataupun apalah namanya. Yang jelas memang itulah adanya dirimu. Punya arti besar dalam kaca mata ku. Kamu mengajarkan banyak hal, dari mulai menghargai akan adanya harga, mengajarkanku untuk lebih mengetahui betapa agung nya sang pecipta kita yang sering kita sebut Tuhan. Aku ataupun kamu
sama tak pernah memperdulikan apapun ketika adzan tengah memanggil, kau masih tetap dengan egomu dan ternyata akupun sama, tetap asyik dengan kesibukan kita. Walau hanya 5 waktu saja waktu kita untuk zat  maha agung itu. Tak nista kah hal seperti itu? Kau terus menerus berdo’a, siang malam,ini itu kau pinta semua nya. Malah ketika Alloh tak kunjung juga mengabulkan,kau malah bertanya dengan angkuhnya “tuhan, benarkah kau ada di sisiku? Kenapa sampai saat ini doaku belum juga kau Kabul. Benarkah kau maha pengasih dan penyanyang?” padahal di sisi lain kau tak pernah sadar akan kenikmatan mulut yang kau pakai untuk memaki,tangan yang kau pakai entah untuk apa, mata telinga hidung kaki bahkan kau tak pernah sadar akan hal hal yang kau anggap kecil yang tengah Alloh limpahkan secara GRATIS untuk mu, darah yang tak kau perintahkan terus mengalir di dalam pembuluh darah mu, jantung yang tak perlu kau komando ia tetap memompa darah sebagaimana tugas nya, usus, paru-paru dan jika kau tau semuanya ku yakin tak ada kata penolakan yang keluar dari mulutmu, tak akan ada pekerjaan yang kau cumbu selagi suara dari tuhanmu belum kau penuhi. Ku yakin TIDAK!
 
Kau senantiasa akan patuh pada ketentuan itu, kau akan ingat perjanjian dengan tuhan mu di alam rahim dulu, kau akan ingat semuanya, nasehat ayah ibumu ketika kau tengah kecil dan berlarian dengan riang kesana kemari, kau akan ingat semua nya dan segera bersujud padaNYA.
Bukan laptop yang kau baca setiap hari bukan pula manusia lain yang kau bicarakan setiap kali. Bukan semua itu! tapi kau akan begegas dan menemuiNYA, kau ceritakn semua kegelisahan mu padaNYA seperti halnya aku. Aku selalu menceritakan semuanya, semua duka dan bahagiaku padaNYA meski tak ku pungkiri kadang aku sama sepertimu mencumbu laptopku hingga larut, berbicara dengan manusia lain hingga aku lengah, semua keduniawian yang selau berusaha aku genggam.

Biarlah kita memberi sedikit celah pada mahluk sombong itu agar kita selalu ingat kemana kita akan pulang. Agar kita selalu ingat untuk kembali padaNYA disaat terlalu jauh melangkah. Semua akan terasa lebih mudah dan dekat ketika aku dan kau sama-sama dalam simpuhanNYA. Sama-sama dalam ridhaNYA. Yah memang kita ini hanyalah sang khalifah di muka bumi ini yang memiliki kesempurnaan dari ketidaksempurnaan. Kita bukan malaikat yang terbuat dari cahaya dan selalu tunduk patuh padaNYA bukan pula iblis yang bertabiat sombong dan selalu berbuat dosa itu. Mungkin kita ada di antara keduanya. 

 kadang seperti malaikat selalu memuji dan tunduk padanya. Kadang pula kita seperti iblis yang sombong dan berbuat dosa. Di sanalah keistimewaan kita dari cahaya dan api itu. Kita di beri tantangan yang luar biasa di alam raya ini, kita lebih dari apapun kecuali dari zat abadi itu. Kita bias jadi apapun.
Ku ingat ketika kau pernah satu kali menjadi iblis dan mempengaruhiku untuk berbuat dosa aku ingat pula ketika aku menjadi malaikat yang tak mau mengikutimu, kau terdiam, tertunduk dan seolah tak ada gairah. Kau pun tersenyum dan kembali kejalan yang ku ambil. Dan aku pun ingat ketika dahulu aku yang menjadi iblis, aku ajak kau chatt ketika adzan isya berkumandang. Namun apa jawabmu? “sebentar lagi adzan, aku siap-siap ke mesjid” begitulah kita. Begitulah kita sebagai pelengkap satu sama lain. Ketika aku menjadi iblis kau malaikat yang akan mebawaku padaNYA, dan begitupun sebaliknya. 

Kau hangatkan jiwaKU
Dan selimuti aku
Dengan kasihmu
Ku coba gapai apa yang kau ingin
Saat ku terjatuh sakit kau adalah aspirin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar